Kamis, 25 Juni 2015

Kepemimpinan

1. Pengertian Kepemimpinan


Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas. Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.

2. Tipe-tipe Kepemimpinan

1. Tipe Pemimpin Otokratis
Tipe pemimpin ini menganggap bahwa pemimpin adalah merupakan suatu hak.
Ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah sebagai berikut :

·                     Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi
·                     Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
·                     Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat semata-mata
·                     Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena dia menganggap dialah
             yang paling benar.Selalu bergantung pada kekuasaan formal
·                     Dalam menggerakkan bawahan sering mempergunakan pendekatan (Approach) yang
             mengandung unsur paksaan dan ancaman.
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe mimpinan otokratis tersebut di atas dapat diketahui bahwa tipe ini tidak menghargai hak-hak dari manusia, karena tipe ini tidak dapat dipakai dalam organisasi modern.

2. Tipe Kepemimpinan Militeristis
Perlu diparhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang pemimpin tipe militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah bertipe militeristis.
Seorang pemimpin yang bertipe militeristis mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

·                     Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan, perintah mencapai tujuan  
            digunakan sebagai alat utama.
·                     Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan jabatannya.Sonang
            kepada formalitas yang berlebihan
·                     Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan
·                     Tidak mau menerima kritik dari bawahanMenggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe pemimpin militeristis jelaslah bahwa ripe pemimpin seperti ini bukan merupakan pemimpin yang ideal.

3. Tipe Pemimpin Paternalistis
Tipe kepemimpinan fathornalistis, mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat fathernal atau kepakan.ke Pemimpin seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapaan dalam menggerakkan bawahan mencapai tujuan. Kadang-kadang pendekatan yang dilakukan sifat terlalu sentimentil.
Sifat-sifat umum dari tipe pemimpin paternalistis dapat dikemukakan sebagai berikut:

·                     Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.
·                     Bersikap terlalu melindungi bawahanJarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
            mengambil keputusan. Karena itu jarang dan pelimpahan wewenang.
·                     Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya tuk mengembangkan inisyatif daya kreasi.
·                     Sering menganggap dirinya maha tau.

Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin seperti ini sangat diporlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi sifar-sifar negatifnya pemimpin faternalistis kurang menunjukkan elemen kontinuitas terhadap organisasi yang dipimpinnya.

4. Tipe Kepemimpinan Karismatis
Sampai saat ini para ahli manajemen belum berhasil menamukan sebab-sebab mengapa seorang pemimin memiliki karisma. Yang diketahui ialah tipe pemimpin seperti ini mampunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya mempunyai pengikut yang sangat besar. Kebanyakan para pengikut menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin seperti ini, pengetahuan tentang faktor penyebab Karena kurangnya seorang pemimpin yang karismatis, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers), perlu dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan profil pendidikan dan sebagainya. Tidak dapat digunakan sebagai kriteria tipe pemimpin karismatis.

5. Tipe Kepemimpinan Demokratis
Dari semua tipe kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan demokratis dianggap adalah tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena tipe kepemimpinan ini selalu mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan dengan kepentingan individu.
Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan demokratis adalah sebagai berikut:

·                     Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu  
            adalah mahluk yang termulia di dunia.
·                     Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan organisasi.
·                     Senang menerima saran, pendapat dan bahkan dari kritik bawahannya.
·                     Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada bawahan agar
            jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisyatif dan prakarsa dari  
            bawahan.
·                     Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan.
·                     Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.
·                     Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

3. Teori Kepemimpinan
1. Teori Genetie
Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan "leaders are born and not made". bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan karena ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin.Dalam keadaan bagaimana pun seorang ditempatkan pada suatu waktu ia akn menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.
2. Teori Sosial
Jika teori genetis mengatakan bahwa "leaders are born and not made", make penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu :
"Leaders are made and not born".
Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
3. Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori sosial. Penganut-ponganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.

Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan teori sosial dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan.Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik.

Sumber : http://aloel129.blogspot.com/2012/05/tipe-tipe-kepemimpinan-teori.html
http://jamilalarasati12.blogspot.com/2015/06/kepemimpinan.html 
http://csrrmdhn.blogspot.com/2015/06/kepemimpinan.html

Perkembangan Pandangan Baru Tentang Organisasi

1.  Arti Pengembangan Organisasi


            Arti pengembangan organisasi yang lebih dikenal dengan organization development (OD).          Pengertian pokok OD adalah perubahan yang terencana (planned change). Perubahan dalam bentuk    pembaruan organisasi dan modernisasi, terus menerus terjadi dan mempunyai pengaruh yang sangat    dominan dalam masyarakat kini. Organisasi beserta warganya, yang membentuk masyakat modern ,   mau tidak mau harus beradaptasi terhadap arus perubahan ini. Perubahan perubahan yang terjadi      pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam empat katagori , yaitu perkembangan teknologi,    perkembangan produk, ledakan ilmu pengetahuan dan jasa yang mengakibatkan makin singkatnya  daur hidup produk,serta perubahan sosial yang mempengaruhi perilaku, gaya hidup, nila nila dan    harapan tiap orang. 
           Untuk dapat bertahan , organisasi harus mampu mengarahkan warganya agar dapat beradaptasi  dengan baik dan bahkan agar mampu memanfaatkan dampak positif dari berbagai pembaruan    tersebut dengan pengembangan diri dan pengembangan organisasi. Proses mengarahkan warga    organisasi dalam mengembangkan diri menghadapi perubahan inilah yang dikenal luas sebagai    proses organization development (OD).
2. Sejarah Perkembangan Organisasi
             Sejarah Pengembangan Organisasi sangat erat hubungannya dengan teori organisasi. Teori        Organisasi meliputi teori organisasi klasik, teori organisasi neoklasik, dan teori organisasi modern.

A. Teori Organisasi Klasik 
       Dalam teori ini, organisasi secara umum digambarkan oleh para teoritisi klasik sebagai organisasi yang sangat tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi, serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku dan tidak mengandung kreatifitas. Dalam teori ini organisasi didefinisikan sebagai struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain bila orang-orang bekerja sama.
Teori Klasik berkembang dalam 3 aliran yaitu: teori birokrasi, teori administrasi, dan manajemen ilmiah.
I. Teori Birokrasi
Teori ini dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya “The Protestant Ethic dan Spirit of Capitalism”.
Karakteristik-karakteristik birokrasi menurut Max Weber:
  1. Pembagian Kerja yang jelas.
  2. Hirarki wewenang yang dirumuskan secara baik
  3. Program rasional dalam mencapai tujuan organisasi
  4. Sistem prosedur bagi penanganan situasi kerja
  5. Sistem aturan yang mencakup Hak dan Kewajiban posisi para pemegang jabatan
  6. Hubungan antar pribadi yang bersifat impersonal.
II. Teori Administrasi
Teori ini sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa serta Mooney dan Reiley dari Amerika.
Henri Fayol mengemukakan dan mambahas 14 kaidah manajemen yang menjadi dasar perkembangan teori ini yaitu:
  1. Pembagian Kerja / Division of Work
  2. Wewenang dan Tanggung jawab
  3. Disiplin
  4. Kesatuan perintah
  5. Kesatuan pengarahan
  6. Mendahulukan kepentingan umum dari pada pribadi
  7. Balas jasa
  8. Sentralisasi
  9. Rantai scalar
  10. Aturan
  11. Keadilan
  12. Kelanggengan personalia
  13. Inisiatif
  14. Semangat korps
III. Manajemen Ilmiah
              Manajemen Ilmiah dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor tahun 1900. Ada beberapa pendapat tentang manajemen ilmiah, salah satunya adalah mengatakan manajemen ilmiah merupakan penerapan metode ilmiah pada studi, analisa, dan pemecahan masalah-masalah organisasi.
Taylor mengemukakan empat kaidah dasar manajemen yang harus dilaksanakan dalam organisasi perusahaan, yaitu:
o   Menggantikan metoda-metoda kerja dalam praktek dengan berbagai metoda yang dikembangkan   
     atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja yang ilmiah dan benar.
o   Mengadakan seleksi, latihan-latihan dan pengembangan para karyawan secara ilmiah.
o   Pengembangan ilmu kerja serta seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah harus     
     diintegrasikan.
o   Untuk mecapai manfaat manajemen ilmiah, perlu dikembangkan semangat dan mental para     
     karyawan.
B. Teori Organisasi Neoklasik
          Teori Neoklasik secara sederhana dikenal sebagai aliran hubungan manusiawi(The Human Relation Movement). Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Dasar teori ini adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya. Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan yang dilakukan di Howthorne dan dari tulisan Huga Munsterberg.
Percobaan-percobaan ini dilakukan dari tahun 1924 sampai 1932 yang menandai permulaan perkembangan teori hubungan manusiawi dan merupakan kristalisasi teori neoklasik. Pada akhirnya percobaan Howthorne menunjukkan bagaimana kegiatan kelompok-kelompok kerja kohesif sangat berpengaruh pada operasi organisasi. Dalam hal pembagian kerja, teori neoklasik mengemukakan perlunya hal-hal sebagai berikut:
1. Partisipai
2. Perluasan kerja
3. Manajemen bottom-up
C. Teori Organisasi Modern
           Teori modern biasanya disebut juga sebagai analisa sistem pada organisasi. Teori modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan dan saling ketergantungan, yang di dalamnya mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi organisasi merupakan sistem terbuka.
Teori modern dikembangkan tahun 1950, dalam banyak hal yang mendalam teori modern dengan klasik berbeda, perbedaan tersebut diantaranya:
Teori Klasik : memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi, membicarakan konsep koordinasi, scalar dan vertikal.
Teori Modern : menekankan pada perpaduan dan perancangan menjadikan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh, lebih dinamis dan lebih banyak variabel yang dipertimbangkan. Teori Modern menunjukkan tiga kegiatan proses hubungan universal yang selalu muncul pada sistem manusia dalam perilakunya berorganisasi, yaitu:

  1.  Komunikasi.
  2.  Konsep keseimbangan.
  3.  Proses pengambilan keputusan.
Tujuan Perkembangan Organisasi ;
  1. Menciptakan keharmonisan hubungan kejra antara pimpinan dengan staf anggota organisasi.
  2. Menciptakan kemampuan memecahkan persoalan organisasi secara lebih terbuka
  3. Menciptakan keterbukaan dalam berkomunikasi.
  4. Merupakan semangat kerja para anggota organisasi dan kemampuan mengendalikan diri.
3. Karakterisktik Pengembangan Organisasi
          Karakteristik organisasi adalah perilaku dan tingkah laku suatu badan/institusi terhadap kondisi yang ada diluar institusi itu maupun didalam institusi itu sendiri, artinya dalam dunia bisnisnya selalu fokus kepada pelanggannya yang bukan hanya dari luar perusahaan itu tapi juga orang-orang di dalam perusahaan yang merupakan aset perusahaan itu sendiri. (Maksudnya Masih jarang sebuah institusi itu menganggap karyawannya berpotensi untuk jadi aset dan akhirnya kurang mendapat perhatian dari perusahan itu sendiri), jadi semua mengarah kepada mutu yg ditentukan oleh 2 hal seperti yg tertulis sebelumnya. 
Karakteristik Organisasi yang efektif adalah : 
  1. Concern terhadap SDM dan memperlakukan SDM sebagai Aset yang berharga 
  2. Program Training dan Pengembangan terbuka seluas-luasnya 
  3. Program kompensasi terlaksana dengan baik 
  4. Tingkat perputaran SDM rendah 
  5. Top manajemen mempunyai komitmen dan mendukung terhadap perkembangan SDM 
  6. Semua Team turut berpartisipasi dalam membuat kebijakan organisasi 
4. Organisasi Masa Depan
           Dalam abad duapuluh satu ini setiap organisasi akan dan harus menghadapi persaingan yang semakin kompleks dan menantang, baik persaingan aktual maupun potensial, yang aktual harus dihadapi dan yang potensial perlu diantisipasi. Dalam menghadapi semua itu terdapat dua pendekatan yang mungkin diambil oleh suatu organisasi yaitu : 
1. Pendekatan yang berbasis sumberdaya tangible. 
2. Pendekatan yang berbasis Sumberdaya manusia (intangible).
            Organisasi yang menganggap bahwa persaingan hanya bersifat fisik pendekatan pertama yang akan diambil, membina universitas hanya berputar-putar dalam masalah yang nyata, karena memang inilah yang paling bisa dilihat dan ditunjukan, namun bagi yang melihat persaingan ke depan lebih mengarah pada persaingan pengetahuan, tanpa mengabaikan hal fisik, maka pengembangan SDM akan menjadi prioritas, dan ini perlu komitmen yang kuat karena time-response dari cara ini lama dan susah dilihat apalagi ditunjukan, namun pendekatan ini sebenarnya akan sangat dirasakan dalam menyehatkan dan mengembangkan suatu Organisasi menjadi organisasi pembelajar (learning organization)
Daftar Pustaka : 
http://vivitardyansah.blogspot.com/2011/04/karakteristik-pengembangan-organisasi.html
http://jamilalarasati12.blogspot.com/2015/05/perkembangan-pandangan-baru-tentang.html 
http://csrrmdhn.blogspot.com/2015/06/perkembangan-pandangan-baru-tentang.html

Komunikasi dalam organisasi

1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompokorganisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.
2. Hambatan dalam komunikasi
Faktor hambatan yang biasanya terjadi dalam proses komunikasi, dapat dibagi dalam 3 jenis sebagai berikut:
a.       Hambatan Teknis
Hambatan jenis ini timbul karena lingkungan yang memberikan dampak pencegahan terhadap kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi, akan semakin berkurang dengan adanya temuan baru di bidang teknologi komunikasi dan sistim informasi, sehingga saluran komunikasi dalam media komunikasi dapat diandalkan serta lebih efisien.
b.      Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea secara efektif. Definisi semantik adalah studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Suatu pesan yang kurang jelas, akan tetap menjadi tidak jelas bagaimanapun baiknya transmisi.
Hambatan semantik dibagi menjadi 3, diantaranya:
1.      Salah pengucapan kata atau istilah karena terlalu cepat berbicara.
contoh: partisipasi menjadi partisisapi.
2.      Adanya perbedaan makna dan pengertian pada kata-kata yang pengucapannya sama.
Contoh: bujang (Sunda: sudah; Sumatera: anak laki-laki).
3.      Adanya pengertian konotatif
Contoh: secara denotative, semua setuju bahwa anjing adalah binatang berbulu, berkaki empat. Sedangkan secara konotatif, banyak orang menganggap anjing sebagai binatang piaraan yang setia, bersahabat dan panjang ingatan.
Untuk menghindari mis-komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat dan sesuai dengan karakteristik komunikannya, serta melihat dan mempertimbangkan kemungkinan penafsiran yang berbeda terhadap kata-kata yangdigunakannya.
c.       Hambatan Manusiawi
Hambatan jenis ini muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh orang-orang yang terlibat dalam komunikasi, baik komunikator maupun komunikan.
3. Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain 
·     Menciptakan suasana yang menguntungkan.
·    Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
·    Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan.
·    Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat menguntungkannya.
·    Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihk komunikan.
4. Pengertian komunikasi menurut para ahli
LASWELL
Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakn apa dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa.
                   
CARL I. HOVLAND
Komunikasi adalah proses dimana seseorang individu atau komunikator mengoperkan stimulan biasanya dengan lambang-lambang bahasa (verbal maupun non verbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain.
WILLIAM ALBIG
Komunikasi adalah proses sosial, dalam arti pelemparan pesan/lambang yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan.
5. Unsur-unsur komunikasi
- Sumber
- Komunikator
- Pesan
- Komunikasi
6. Hubungan komunikasi dalam koordinasi kerja sama
Daftar Pustaka :
http://artikel.okeschool.com/artikel/komunikasi/883/definisi-komunikasi-menurut-para-ahli.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi
http://artikel.okeschool.com/artikel/komunikasi/883/definisi-komunikasi-menurut-para-ahli.html
http://jamilalarasati12.blogspot.com/2015_04_01_archive.html
http://csrrmdhn.blogspot.com/2015/06/komunikasi-dalam-organisasi.html