Jumat, 27 November 2015

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
BAB 9 
KEAMANAN INFORMASI

KEBUTUHAN ORGANISASI AKAN KEAMANAN DAN PENGENDALIAN
          Dalam dunia masa kini, banyak organisasi semakin sadar akan pentingnya menjaga seluruh sumber daya mereka, baik yang bersifat virtual maupun fisik, agar aman dari ancaman baik dalam dan luar. Sistem computer yang pertama hanya memiliki sedikit perlindungan keamanan, namun hal ini berubah pada saat perang Vietnam ketika sejumlah instalasi computer dirusak oleh para pemrotes. Pengalaman ini menginspirasi kalangan industri.
Pemerintah federal amerika serikat sekarang menerapkan pencegahan dan pengadilan yang serupa, melalui otoritas patriot Act (undang undang patriot) dan office of homeland security (dinas keamanan dalam negri). Pendekatan pendekatan yang dimulai oleh kalangan industry dicontoh dan diperluas.
KEAMANAN INFORMASI
          Saat pemerintah dan kalangan industry mulai menyadari kebutuhan untuk mengamankan sumber daya informasi mereka, perhatian nyaris terfokus secara eksklusif pada perlindungan peranti keras dan data, maka istilah kemanan sistem (system security) pun digunakan. Focus sempit ini kemudian diperluas sehingga mencakup bukan hanya peranti keras dan data, namun juga peranti lunak, fasilitas computer, dan personel. Kini, cakupannya telah meluas hingga mencakup semua jenis data – bukan hanya data didalam computer. Istilah kemanan informasi (information security) digunakan untuk mendeskripsikan perlindungan baik peralatan computer dan non computer, fasilitas, data, dan informasi dari penyalah gunaan pihak pihak yang tidak berwenang. Definisi yang luas ini mencakup peralatan seperti mesin fotocopy dan mesin fax serta semua jenis media, termasuk dokumen kertas.
Tujuan Keamanan Informasi
Keamanan informasi ditujukan untuk mencapai tiga tujuan utama : kerahasiaan, ketersediaan, dan integritas.
-        Kerahasiaan. Perusahaan berusaha untuk melindungi data dan informasinya dari pengungkapan kepada orang orang yang tidak berwenang.
-        Ketersediaan. Tujuan dari infrastruktur informasi perusahaan adalah menyediakan data dan informasi sedia bagi pihak pihak yang memiliki wewenang untuk menggunakannya.
-        Integritas. Semua sistem informasi harus memberikan referentasi akurat atas sistem fisik yang direpresentasikannya.
 
Manajemen Keamanan Informasi
Seperti halnya cakupan keamanan informasi telah meluas, demikian juga pandangan akan tanggung jawab manajemen. Manajemen tidak hanya diharapkan untuk menjaga agar sumber daya informasi aman, namun juga diharapkan untuk menjaga perusahaan tersebut agar tetap berfungsi setelah suatu bencana atau jebol nya sistem keamanan. Aktivitas untuk menjaga agar sumber daya informasi tetap aman disebut manajemen kemanan informasi (information security management – ISM), sedangkan aktivitas untuk menjaga agar perusahaan dan sumber daya informasinya tetap berfungsi setelah adanya bencana disebut manajemen berlangsungan bisnis (business continuity management – BCM).
     
CIO adalah orang yang tepat untuk memikul tanggung jawab atas keamanan informasi, namun kebanyakan organisasi mulai menunjuk orang orang tertentu yang dapat mencurahkan perhatian penuh terhadap aktivitas ini.

MANAJEMEN KEAMANAN INFORMASI 
          Pada bentuknya yang paling dasar, manajemen kemanan informasi terdiri atas empat tahap : mengidentifikasi ancaman yang dapat menyerang sumber daya informasi perusahaan; mendefinisikan resiko yang dapat disebabkan oleh ancaman ancaman tersebut; menentukan kebijakan keamanan informasi; serta mengimplementasikan pengendalian untuk mengatasi resiko resiko tersebut.
     
Terdapat pilihan lain untuk merumuskan kebijakan kemanan informasi suatu perusahaan. Pilihan ini telah menjadi popular pada beberapa tahun belakangan ini dengan munculnya standar atau tolak ukur keamanan informasi. Tolak ukur (benchmark) adalah tingkat kinerja yang disarankan.
ANCAMAN
         Ancaman keamanan informasi (information security threat) adalah orang, organisasi, mekanisme, atau peristiwa yang memiliki potensi untuk membahagiakan sumber daya informasi perusahaan. Ketika kita membayangkan ancaman keamanan informasi, adalah sesuatu yang alami jika kita membayangkan beberapa kelompok atau beberapa orang diluar perusahaan tersebut yang melakukan tindakan yang disengaja. Pada kenyataanya, ancaman dapat bersifat internal serta eksternal, dan dapat bersifat tidak disengaja maupun disengaja.
Ancaman Internal dan Eksternal
Ancaman internal mencakup bukan hanya karyawan perusahaan, tetapi juga pekerja temporer, konsultan, kontraktor, dan bahkan mitra bisnis perusahaan tersebut. Survey yang dilakukan oleh computer security institute menemukan bahwa 49% koresponden menghadapi insiden keamanan yang disebabkan oleh tindakan para pengguna yang sah; proporsi kejahatan computer yang dilakukan oleh karyawan diperkirakan mencapai 81%.
Tindakan Kecelakaan dan Disengaja
Tidak semua ancaman merupakan tindakan disengaja yang dilakukan dengan tujuan mencelakai. Beberapa merupakan kecelakaan, yang disebabkan oleh orang orang didalam ataupun diluar perusahaan. Sama halnya dimana keamanan informasi harus ditujukan untuk mencegah ancaman yang disengaja, sistem keamanan harus mengeliminasi atau mengurangi kemungkinan terjadi nya kerusakan yang disebabkan terjadinya kecelakaan.
JENIS ANCAMAN
        Semua orang pernah mendengar mengenai virus computer. Sebenarnya, virus hanyalah salah satu contoh jenis peranti lunak yang menyandang nama peranti lunak yang berbahaya (malicious software) malicious software, atau malware terdiri atas program program lengkap atau segmen segmen kode yang dapat menyerang suatu sistem dan melakukan fungsi fungsi yang tidak diharapkan oleh pemilik sistem. Fungsi fungsi tersebut dapat menghapus file atau menyebabkan sistem  tersebut berhenti. Terdapat beberapa jenis peranti lunak yang berbahaya; selain virus, terdapat pula worm, Trojan horse, adware, dan spyware.
     
Virus adalah program computer yang dapat mereplikasi dirinya sendiri tanpa dapat diamati oleh si pengguna dan menempelkan salinan dirinya pada program program dan boot sector lain. Tidak seperti virus, worm (cacing) tidak dapat mereplikasi dirinya sendiri didalam sistem, tapi dapat menyebarkan salinan nya melalui email. Trojan horse (kuda troya) tidak dapat mereplikasi ataupun mendistribusikan dirinya sendiri; si pengguna menyebarkannya sebagai suatu perangkat. Pada saat perangkat tersebut digunakan, perangkat itu menghasilkan perubahan perubahan yang tidak diinginkan dalam fungsionalitas sistem tersebut. Adware memunculkan pesan pesan iklan yang mengganggu, dan spyware mengumpulkan data dari mesin pengguna. Dari beragam jenis malware ini, adware dan spyware merupakan yang terkini. Baru pada awal 2005, setelah menyadari besarnya masalah masalah ini, Microsoft memutuskan untuk memasuki perang anti spyware. Situs Web MSN Korea selatan diserang pada juni 2005, dan serangan ini tidak ditemukan slama berhari hari.
RISIKO
          Risiko keamanan informasi (information security risk) didefinisikan sebagai potensi output yang tidak diharapkan dari pelanggaran keamanan informasi oleh ancaman keamanan informasi. Semua risiko mewakili tindakan yang tidak terotorisasi. Risiko risiko seperti ini dibagi menjadi 4 jenis : pengungkapan informasi yang tidak terotorisasi dan pencurian, penggangguan yang tidak terotorisasi, penghancuran yang tidak terotorisasi dan penolakan layanan, serta modifikasi yang tidak terotorisasi.
Pengungkapan Informasi yang Tidak Terotorisasi dan Pencurian
Ketika suatu basis data dan perpustakaan peranti lunak tersedia bagi orang orang yang seharusnya tidak berhak memiliki akses, hasilnya adalah hilang nya informasi atau uang. Sebagai contoh, mata mata industry dapat memperoleh informasi mengenai kompetisi yang berharga, dan criminal computer dapat menyelundupkan dana perusahaan.
Penggunaan yang Tidak Terotorisasi
Penggunaan yang tidak terotorisasi terjadi ketika orang orang yang biasanya tidak berhak menggunakan sumber daya perusahaan mampu melakukan hal tersebut. Contoh kejahatan computer tipe ini adalah hacker yang memandang keamanan informasi sebagai suatu tantangan yang harus diatasi. Hacker misalnya, dapat memasuki jaringan computer sebuah perusahaan, mendapatkan akses kedalam sistem telepon, dan melakukan sambungan telepon jarak jauh tanpa otorisasi.
Penghancuran yang Tidak Terotorisasi dan Penolakan Layanan
Seseorang dapat merusak atau menghancurkan peranti keras atau peranti lunak, sehingga menyebabkan operasional computer perusahaan tersebut tidak berfungsi. Dalam hal ini penjahat computer bahkan tidak harus berada di lokasi fisik tersebut.
Modifikasi yang Tidak Terotorisasi
Perubahan dapat dilakukan pada data, informasi, dan peranti lunak perusahaan. Beberapa perubahan dapat berlangsung tanpa disadari dan menyebabkan para pengguna output sistem tersebut mengambil keputusan yang salah.
PERSOALAN E-COMMERCE
e-Commerce (perdagangan elektronik) telah memperkenalkan suatu permasalahan keamanan baru. Masalah ini bukanlah perlindungan data, informasi, dan peranti lunak, tapi perlindungan dari permalsuan kartu kredit.
MANAJEMEN RISIKO
Sebelumnya, manajemen resiko diidentifikasi sebagai satu dari dua strategi untuk mencapai keamanan informasi. Risiko dapat dikelola dengan cara mengendalikan atau menghilangkan resiko atau mengurangi dampaknya. Pendefinisian resiko terdiri atas empat langkah :
1.      Identifikasi asset asset bisnis yang harus dilindungi dari resiko.
2.      Menyadari resikonya.
3.      Menentukan tingkatan dampak pada perusahaan jika resiko benar benar terjadi.
4.      Menganalisis kelemahan perusahaan tersebut.
Tingkat keparahan dampak dapat di klasifikasikan menjadi dampak yang parah (severe impact), membuat perusahaan bangkrut atau sangat membatasi kemampuan perusahaan tersebut untuk berfungsi; dampak signifikan (significant impact), menyebabkan kerusakan dan biaya yang signifikan, tetapi perusahaan tersebut akan selamat; atau dampak minor (minor impact), menyebabkan kerusakan yang mirip dengan yang terjadi dalam operasional sehari hari. Baik untuk resiko parah maupun signifikan, analisis kelemahan harus dilaksanakan. Ketika analisis tersebut mengindikasikan kelemahan tingkat tinggi (terdapat kelemahan substansial di dalam sistem), maka pengendalian harus diimplementasikan untuk mengeliminasi atau mengurangi kelemahan tersebut.
KEBIJAKAN KEAMANAN INFORMASI
Dengan mengabaikan bahwa apakah perusahaan mengikuti strategi manajemen resiko atau kepatuhan terhadap tolak ukur maupun tidak, suatu kebijakan keamanan harus diterapkan untuk mengarahkan keseluruh program perusahaan dapat menerapkan kebijakan keamanan nya dengan mengikuti pendekatan yang bertahap.
PENGENDALIAN
Pengendalian (control) adalah mekanisme yang diterapkan baik untuk melindungi perusahaan dari resiko atau untuk memiminimalkan dampak resiko tersebut pada perusahaan jika resiko tersebut terjadi. Pengendalian dibagi menjadi 3 kategori : teknis, formal, dan informal.

PENGENDALIAN TEKNIS
Pengendalian teknis (technical control) adalah pengendalian yang menjadi satu didalam sistem dan dibuat oleh para penyusun sistem selama masa siklus penyusunan sistem. Melibatkan seorang auditor internal didalam team proyek merupakan satu cara yang amat baik untuk menjaga agar mengendalian semacam ini menjadi bagian dari desain sistem. Kebanyakan pengendalian keamanan dibuat berdasarkan teknologi peranti keras dan lunak.
PENGENDALIAN FORMAL
Pengendalian formal mencakup penentuan cara berperilaku, dokumentasi prosedur dan praktik yang diharapkan, dan pengawasan serta pencegahan perilaku yang berbeda dari panduan yang berlaku. Pengendalian ini bersifat formal karena manajemen menghabiskan banyak waktu untuk menyusunya, mendokumentasikanya dalam bentuk tulisan, dan diharapkan untuk berlaku dalam jangka panjang.
PENGENDALIAN INFORMAL
Pengendalian informal mencakup program program pelatihan dan edukasi serta program pembangunan manajemen. Pengendalian ini ditujukan untuk menjaga agar para karyawan perusahaan memahami serta mendukung program keamanan tersebut.

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
BAB 8
INFORMASI DALAM PABRIK

INFORMASI SEBAGAI SALAH SATU FAKTOR PENTING PENENTU KEBERHASILAN
        Pada tahun 1961, D. Ronald Daniel dari McKinsey & Company, salah satu perusahaan konsultan terbesar di Amerika, memperkenalkan istilah critical success factor (CSF) atau factor penting penentu keberhasilan, ia mengungkapkan bahwa terdapat beberapa aktivitas penting yang akan menentukan keberhasilan atau kegagalan bagi semua jenis organisasi.
Ketika manajemen sebuah perusahaan menjalankan konsep CSF, mereka akan memusatkan perhatian pada pengidentifikasian CSF dan kemudia memonitor sampai seberapa jauh mereka telah mencapainya.

SISTEM PEMROSESAN TRANSAKSI
          Istilah system pemrosesan transaksi digunakan untuk menjalankan system informasi yang mengumpulkan data yang menguraikan aktivitas perusahaan, mengubah data menjadi informasi, dan menyediakan informasi tersebut bagi para pengguna yangterdapat di dalam maupun di luar perusahaan.
Figur 8.1 adalah sebuah model system pemrosesan transaksi. Model ini merupakan turunan dari model system umum perusahaan yang telah dibahas di Bab 2. Unsur-unsur input, transformasi, dan output dari system fisik perusahaan berada dibagian bawah. Data dikumpulkan dari system fisik dan lingkungan, kemudian dimasukkan ke dalam basis data.
Informasi yang mengalir ke lingkungan juga memiliki arti penting. Sistem pemrosesan transaksi adalah satu-satunya system informasi yang memiliki tanggung jawab untukmemenuhi kebutuhan informasi dari luar perusahaan.
Salah satu contoh yang baik dari system pemrosesan transaksi adalah system digunakan oleh perusahaan-perusahaan distribusi-perusahaan yang mendistribusikan produk jasa kepada para pelanggannya.

Tinjauan Sistem
Kita akan menggunakan diagram arus data, atau DFD, untuk mendokumentasikan system. Kita telah menguraikan DFD di Bab 7. DFD mendokumentasikan suatu system dengan cara yang hierarkis, dan diagram dalam Figur 8.2 mencerminkan tingkat yang tertinggi.
Seluruh system ditunjukkan oleh kotak yang diberi label “Sistem distribusi” yang berada di tengah. Unsur-unsur lingkungan yang berinteraksi dengan system ditunjukkan oleh kotak-kotak dan dihubungkan ke system oleh panah-panah yang disebut arus data.
Unsur-unsur lingkungan dari system distribusi meliputi pelanggan, pemasok, ruang persediaan bahan baku, dan manajemen. Arus data yang menghubungkan perusahaan dengan para pelanggannya cukup mirip dengan arus yang menghubungkan perusahahaan dengan cara pemasoknya.
Arus data dari system distribusi kepada manajemen terdiri atas laporan-laporan akuntansi standar.
Semua kecuali dua arus data dalam Figur 8.2 terdiri atas sumber-sumber daya-daya maya (virtual). Kedua pengecualian tersebut termasuk arus dari pemasok ke system, yang berjudul pengiriman, dan arus dari system ke ruang persediaan bahan baku, yang berjudul persediaan.

Subsistem-subsistem Utama dari Sistem Distribusi
Diagram konteks cukup memadai untuk mendefinisikan batasan system-unsur-unsur lingkungan dan antarmukanya. Akan tetapi, kita perlu mempelajari lebih banyak proses-proses yang dilaksanakan.
Subsistem ditentukan melalui kotak-kotak tegak yang diberi nomor dalam Figur 8.3. Subsistem yang pertama berhubungan dengan pemenuhan pesanan pelanggan, yang kedua dengan perusahaan penggantian persediaan dari pemasok, dan yang ketiga dengan pemeliharaan buku besar perusahaan.

Sistem yang Memenuhi Pesanan Pelanggan
Figur 8.4 menunjukkan empat system utama yang terlibat dalam pemenuhan pesanan pelanggan; entri pesanan, persediaan, penagihan, dan piutang dagang. Sistem entri pesanan (order entry system) memasukkan pesenan pelanggan ke dalam system, system persediaan (inventory system) memelihara catatan persediaan, system penagihan (billing system) membuat faktur pelanggan, dan system piutang dagang (accounts receivable system) menagih uang dari para pelanggan.
Figur 8.4 adalah perluasan dari Proses 1dalam diagram Nomor 0. Karena alasan ini maka disebut sebagai diagram Nomor 1. Angka nomor mengacu pada nomor proses yang sama yang terdapat pada DFD pada tingkat yang lebih tinggi.
Anda akan melihat bahwa beberapa panah terhubung pada lingkaran-lingkaran kecil dengan angka di dalamnya. Lingkaran tersebut adalah konektor yang menunjukkan arus data DFD-DFD yang lain. Angka-angka tadi mengidentifikasikan nomor system dari DFD yang lain.



Sistem yang Memesan Persediaan Pengganti
Dengan cara yang sama, kita mengidentifikasikan subsistem-subsistem yang berkaitan dengan pemesanan persediaan pengganti dari pemasok. Detail ini ditampilkan dalam Figur 8.5, dan disebut diagram Nomor 2. Sistem pembelian (purchasing system) menerbitkan pesanan pembelian kepada pemasok untuk persediaan yang dibutuhkan. Sistem penerimaan (receiving system) menerima persediaan, dan system utang dagang (accounts payable system) melakukan pembayaran.

Sistem yang Menjalankan Proses Buku Besar
Figur 8.6 menunjukkan detail Proses 3 dalam diagram Nomor 0-memelihara buku besar. Sistem buku besar (general ledger system) adalah system akuntansi yang menggabungkan data dari system-sistem akuntansi yang lain dengan tujuan untuk menyajikan gambaran keuangan operasi perusahaan secara gabungan.
Terdapat dua subsitem yang terkait. Sistem memperbarui buku besar (update general ledger system) akan membukukan catatan-catatan yang menguraikan berbagai tindakan dan transaksi ke dalam buku besar. Sistem pembuatan laporan manajemen (prepare management report system) menggunakan isi buku besar untuk membuat neraca dan laporan laba rugi serta laporan lainnya.
Berbeda dari DFD sebelumnya, Figur 8.6 termasuk suatu tempat penyimpanan data (data store)-istilah DFD untuk penyimpanan data yang relative permanen, seperti file induk atau file historis.

Menempatkan Sistem Pemrosesan Transaksi dalam Perspektif
Bukanlah suatu kebetulan bahwa system pemrosesan transaksiadalah system informasi pertama yang terkomputerisasi. Selain sebagai area aplikasi yang paling dapat dipahami, system ini juga berperan sebagai fondasi dari semua aplikasi yang lain.

SISTEM INFORMASI ORGANISASI
         Area-area bisnis perusahaan-keuangan, sumber daya manusia, layanan informasi, manufaktur, dan pemasaran-menggunakan basis data yang diproduksi oleh system pemrosesan transaksi, ditambah data dari sumber-sumber yang lain, untuk menghasilkan informasi yang digunakan oleh para manajer dalam mengambil keputusan dan memecahkan masalah. Sistem informasi dikembangkan untuk setiap area bisnis ini.
Semua system informasi ini merupakan contoh dari system informasi organisasi (organizational information system).

Sistem Informasi Pemasaran
Sistem informasi pemasaran (marketing information system-MKIS) memberikan informasi yang berhubungan dengan aktivitas pemasaran perusahaan. Model kita untuk sebuah MKIS diiulustrasikan dalam Figur 8.7; terdiri atas kombinasi antara subsistem input dan output yang terhubung oleh sebuah basis data.
Subsistem Output : Setiap subsistem output memberikan informasi mengenai unsur-unsur penting di dalam bauran pemasaran. Bauran pemasaran (marketing mix) terdiri atas empat unsur utama yang dikelola oleh manajemen agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan mendapat keuntungan.
Basis Data : Data yang digunakan oleh subsistem output berasal dari basis data. Basis data dipopulasi dengan data yang berasal dari tiga subsistem input.
Subsistem Input : Seperti yang ditampilkan dalam Figur 8.7, system pemrosesan transaksi (transaction processing system) mengumpulkan data dari sumber-sumber internal dan lingkungan lalu memasukkannya ke dalam basis data.

Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
Sistem informasi sumber daya manusia (human resources information subsistem-HRIS) memberikan informasi kepada seluruh manajer perusahaan yang berkaitan dengan sumber daya manusia perusahaan. Figur 8.8 mengilustrasikan HRIS, dengan menggunakan format yang sama seperti MKIS.
Masing-masing subsistem output dari HRIS akan menangani aspek-aspek tertentu dari Manajemen SDM: perencanaan, rekrutmen, pengelolaan tenaga kerja; kompensasi karyawan; memberikan tunjangan kepada karyawan; dan membuat banyak laporan SDM yang diminta oleh lingkungan, terutama badan-badang pemerintahan.

Sistem Informasi Manufakur
Sistem informasi manufaktur (manufacturing information system) memberikan informasi kepada seluruh manajer perusahaan yang berkaitan dengan operasi manufaktur perusahaan. Figur 8.9 mengilustrasikan system informasi manufaktur, dengan menggunakan format yang sama seperti HRIS dan MKIS.

Sistem Informasi Keuangan
Sistem informasi keuangan (financial information system) memberikan informasi kepada seluruh manajer perusahaan yang berkaitan dengan aktivitas keuangan perusahaan. Figur 8.10 menggunakan format yang sama seperti system informasi untuk area-area bisnis yang lain.

Sistem Informasi Eksekutif
Sistem informasi eksekutif (exetive information system-EIS) adalah suatu system yang memberikan informasi kepada para manajer di tingkat yang lebih tinggi atas kinerja perusahaan secara keseluruhan. Dipergunakan pula istilah system pendukung eksekutif (executive support system-ESS).
EIS perusahaan biasanya terdiri atas stasiun-stasiun kerja eksekutif yang terhubung melalui jaringan ke computer pusat. Kondisi ini disajikan dalam Figur 8.11.
Model EIS juga menunjukkan komposisi computer pusat yang berhubungan dengan EIS.
Meskipun sudah menjadi pendapat umum bahwa para eksekutif lebih menyukai ringkasan informasi, terdapat beberapa pengecualian. Beberapa eksekutif lebih menyukai detail.
Figur 8.12 menunjukkan serangkaian tampilan layar yang mengilustrasikan proses drill-down. Dalam contoh ini, seorang eksekutif sedang meninjau data laba dari kategori-kategori produk perusahaan untuk melihat bagaimana kinerja actual jika dibandingkan dengan anggaran. Anggaran actual dan anggaran dinyatakan dalam dolar ribuan.

MANAJEMEN HUBUNGAN PELANGGAN
         Data dalam basis data ini harus data terbaru sehingga para pengguna memiliki dasar terbaik untuk membuat keputusan dan memecahkan masalah.
Dalam merancang basis data-basis data ini, dilakukan upaya untuk memberikan data historis meskipun terbatas.
Meskipun beberapa data historis telah dimasukkan, basis data jarang mengandung data historis lebih dari satu tahun. Manajemen hubungan pelanggan (customer relationship management-CRM), adalah manajemen hubungan antara perusahaan dengan pelanggan sehingga baik perusahaan maupun pelanggannya akan menerima nilai maksimum dari hubungan ini.
Ketika sebuah perusahaan mencoba untuk mempraktikkan CRM, perusahaan tersebut akan menerapkan sebuah system CRM.

DATA WAREHOUSING
          Seperti yang dapat Anda bayangkan, seiring dengan terakumulasinya data transaksi selama bertahun-tahun, maka volume data akan menjadi sangat besar. Hanya dalam waktu belakangan ini saja teknologi computer mampu mendukung suatu system dengan permintaan data berskala besar seperti itu.

Karateristik Data Warehouse
Istilah data warehouse (gudang data) telah diberikan untuk menjelaskan penyimpanan data yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
·         Kapasitas penyimpanannya sangat besar.
·         Data diakumulasikan dengan menambahkan catatan-catatan baru.
·         Data dapat diambil dengan mudah.
·         Data sepenuhnya digunakan untuk pengambilan keputusan, dan tidak digunakan dalam operasi perusahaan sehari-hari.
Pembuatan dan penggunaan sebuah data warehouse atau data mart disebut data warehousing dan akan dilakukan oleh suatu system.

Sistem Data Warehousing
Data warehouse adalah bagian utama dari data warehousing yang memasukkan data ke dalam gudang, mengubah isinya menjadi informasi, dan menyediakan informasi tersebut kepada para pengguna. Figur 8.13 adalah diagram dari suatu system data warehousing.
Area pengumpulan adalah tempat dimana data menjalani ekstraksi, transformasi, dan pemuatan. Suatu proses yang sering kali disingkat menjadi ETL, proses ekstraksi (extraction) menggabungkan data dari berbagai macam sumber; proses transformasi (transformation) membersihkan data, menempatkan dalam suatu format terstandar, dan membuat ringkasan.
Sistem data warehousing juga mencakup pula komponen manajemen dan kendali. Komponen ini mirip dengan system manajemen basis data, yang mengendalikan pergerakan data di sepanjang system.

Bagaimana Data Disimpan dalam Tempat Penyimpanan Data Warehouse
Dalam suatu basis data, seluruh data mengenai subjek tertentu disimpan bersama dalam satu lokasi, yang biasanya berbentuk sebuah table.
Tabel Dimensi : Data pengidentifikasi dan deskriptif akan disimpan dalam table dimensi (dimension tables). Istilah dimensi mengartikan pemikiran bahwa data tersebut dapat menjadi basis untuk melihat data dari berbagai sudut pandang, atau berbagai dimensi. Figur 8.14 mengilustrasikan sebuah table dimensi untuk entitas atau objek pelanggan.
Tabel Fakta : Tabel-tabel terpisah yang disebut table fakta (fact tables) berisi ukuran-ukuran kuantitatif sebuah entitas, objek, atau aktivitas. Satu contoh table fakta diberikan dalam Figur 8.15. Dalam contoh ini, table fakta memuat data mengenai satu aktivitas tertentu-penjualan komersial.
Paket Informasi : Bagaimana system data warehousing mengetahui cara menghubungkan satu table dimensi tertentu dengan satu table fakta tertentu? Dua jenis data tersebut akan digabungkan untuk membentuk suatu paket informasi. Figur 8.16 menampilkan format, dan Figur 8.17 menyajikan beberapa contoh data.
Skema Bintang : Untuk setiap dimensi, akan ada satu kunci nyang mengidentifikasikan dimensi dan menciptakan hubungan ke paket informasi.
Skema bintang ini memungkinkan diperolehnya informasi seperti :
·         Unit penjualan actual menurut kode pos data pada satu bulan tertentu
·         Perbandingan jumlaj komisi penjualan menurut wilayah penjualan selama dua kuartal terakhir
·         Penjualan produk berdasarkan pelanggan untuk tahun berjalan sampai dengan saat ini.

Rabu, 04 November 2015



BAB 8

SISTEM PEMROSESAN TRANSAKSI
Sistem pemrosesan digunakan untuk menjelaskan system informasi yg mengumpulkan data yang menguraikan aktivitas perusahaan, mengubah data menjadi informasi, dan menyediakan informasi tersebut bagi para pengguna yang terdapat didalam maupun diluar perusahaan. Ini merupakan aplikasi bisnis pertama yg dipasang pada komputer ketika mereka pertama kali diperkenalkan pada tahun1950an. Sistem pemrosesan transaksi adalah satu-satunya system informasi yang memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan informasi diluar perusahaan. Sistem pemrosesan transaksi memiliki pesaing. Sebagai contoh, system pemrosesan transaksi memiliki faktur dan laporan saldo kepada pelanggan, pesanan pembelian kepada pemasok, dan data kepada laporan keuangan tahunan kepada para pemegang saham dan pemilik.
Salah satu contoh yang baik dari system pemrosesan transaksi adalah system yg digunakan oleh perusahaan-perusahaan distribusi. Perusahaan yang mendistribusikan produk atau jasa kepada para pelanggannya, system ini disebut sebagai suatu system distribusi (distribution system).


TINJAUAN SISTEM
                DFD mendokumentasikan suatu system dengan cara yang hierarkis. Diagram ini disebut diagram konteks karena ia menyajikan suatu system dalam konteks lingkungannya. Seluruh system ditunjukan oleh kotakyang diberi label “Sistem Distribusi”, yg berada ditengah. Unsur-unsur lingkungan yang berinteraksi dengan system ditunjukan oleh kotak-kotak dan dihubungkan kesistem oleh panah-panah yang disebut arus data.